welcome

AnnYeong cHingooDeuL,,, Get Gifs at CodemySpace.com Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 22 Maret 2012

Naturallist Intelligence

BAB I
PENDAHULUAN
1.1          LATAR BELAKANG
Menurut Sprinthill (1990), kecerdasan merupakan kemampuan
untuk beradaptasi dengan situasi baru, belajar dari kesalahan di masa lampau, dan mengkreasikan pola pikiran baru.

Menurut Sternberg dalam McNerney D.M. (1998) inteligensi / kecerdasan ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya. Sternberg menyatakan bahwa inteligensi mencakup kemampuan manusia akan tiga komponen, yaitu:
(1)     Inteligensi komponensial, yaitu kemampuan untuk berpikir, merencanakan dan memonitor proses kognitif,
(2)     Inteligensi eksperensial, yaitu kemampuan untuk memformulasikan ide-ide baru dalam memecahkan masalah,
(3)     Inteligensi kontekstual, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dalam menanggapi suatu peluang atau kesempatan secara optimis.
Menurut Semiawan C.R (2002) kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk memahami hal-hal yang kompleks dan saling berhubungan. Semua proses yang terlibat dalam berpikir abstrak, kemampuan menemukan, penyesuaian dalam pemecahan masalah dan kemampuan untuk memperoleh kemampuan yang baru termasuk dalam kecerdasan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kecakapannya dalam berpikir, merencanakan, memformulasi ide-ide baru dalam memecahkan masalah serta kemampuan dalam beradaptasi menghadapi peluang yang ada. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Dalam perkembangan konsep inteligensi terjadi perubahan dari konsep tunggal sampai dengan inteligensi majemuk. Kecerdasan / inteligensi majemuk (multiple intelligence) dikembangkan oleh Gardner yang pada awalnya menyatakan bahwa inteligensi manusia memiliki tujuh dimensi yang semi otonom, yaitu: linguistic, musik, matematik logis, visual spasial, kinestetik fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal.
Kecerdasan majemuk menurut Gardner lebih bersifat manusiawi dan lebih dapat dipercaya karena teori ini lebih mencerminkan secara memadai tingkah laku kecerdasan manusia. Pada perkembangan selanjutnya (1993) teori multiple intelligence Gardner mengalami penambahan satu kecerdasan baru, yaitu naturalist intelligence / kecerdasan naturalis. Begitu banyak aspek lingkungan kita yang terancam bahaya ekses teknologi sehingga kita memerlukan orang yang mempunyai kecenderungan naturalis untuk memberikan jalan keluar masalah ekologi kita.
 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1         PENGERTIAN NATURALIST INTELLIGENCE (KECERDASAN NATURALIS)
Menurut Gardner seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi adalah seseorang yang menunjukkan kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasi banyak spesies flora dan fauna dalam lingkungannya.
Menurut Rose C (2002) seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi adalah seorang yang senang memelihara binatang, dapat mengenali dan menamai banyak jenis tanaman, mempunyai minat dan pengetahuan yang baik tentang bagaimana tubuh bekerja, dapat membaca tanda-tanda cuaca, mempunyai minat pada isu-isu lingkungan global, dan berpandangan bahwa pelestarian sumber daya alam dan pertumbuhan yang berkelanjutan merupakan keharusan.
Menurut De Porter dkk (2002) seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi selalu berpikir dalam acuan alam. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya melihat hubungan dan pola dalam dunia alamiah, mengidentifikasi dan berinteraksi dengan proses alam. Pendapat di atas didukung oleh Amstrong T (2002) yang menyatakan bahwa anak-anak yang kompeten dalam kecerdasan naturalis merupakan pencinta alam. Anak-anak ini lebih suka mengumpulkan bebatuan atau bunga daripada terkurung di sekolah atau rumah mengerjakan tugas menulisnya. Jika diberi tugas sekolah yang melibatkan bunga-bungaan atau tanaman juga hewan, anak-anak ini akan termotivasi dengan lebih baik.
Dari uraian di atas, maka definisi dari kecerdasan naturalis adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kecakapan dalam mengenal, mengklasifikasi flora fauna dan benda-benda alam lainnya serta memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan. Adapun indikator dari kecerdasan naturalis adalah mengenal lingkungan, mengklasifikasi flora fauna dan kepekaan terhadap lingkungan.
2.2         CIRI-CIRI NATURALIST INTELLIGENCE (KECERDASAN NATURALIS)
Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan naturalis antara lain :
1.             Berpikir melalui pola-pola alam dan alami.
2.             Menikmati interaksi dengan hewan peliharaan, menyimak kicauan burung dan mencari nama-namanya, berkebun, menyelidiki alam, memelihara hewan, memelihara kelestarian lingkungan.
3.             Membutuhkan akses kepada alam, kesempatan berinteraksi dengan hewan, alat-alat untuk menyelidiki alam (misalnya kaca pembesar, kompas, termometer, teropong).
4.             Senang mengamati dan mengobservasi berbagai macam bangunan, jembatan, menara, keadaan di pasar, situasi di airport, serta mengamati cara kerja sesuatu.
5.             Suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan.
6.             Sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka.
7.             Suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang.
8.             Menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam.
9.             Suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya.
10.         Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.

2.3         CARA STIMULASI AGAR NATURALIST INTELLIGENCE (KECERDASAN NATURALIS) PADA ANAK BERKEMBANG DENGAN BAIK
Kecerdasan naturalis perlu diajarkan dan ditanamkan sejak anak usia dini, yaitu antara 0-6 tahun sesuai dengan teori perkembangan otak. Pada saat ini efektifitasnya sangat tinggi, artinya pada saat usia ini internalisasi nilai-nilai naturalis akan sangat efektif diserap dan diterapkan oleh anak-anak. Diatas usia ini efektifitasnya diprediksi berkurang dan semakin kurang efektif sejalan dengan bertambahnya usia anak tersebut. Jika melihat usia 0-6 tahun, maka yang banyak berperan dalam menanamkan nilai-nilai naturalis adalah kedua orangtua alias keluarga. Jika pada usia ini mereka juga telah dimasukkan ke PAUD, maka keluarga dan PAUDlah yang mempunyai peranan dalam menanamkan nilai-nilai naturalis. Untuk itu, setiap orang tua dan guru PAUD harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang nilai-nilai naturalis agar mereka dapat memberi pengetahuan teori dan contoh nyata kepada anak-anak tersebut. Amat penting artinya untuk memasukkan ke dalam kurikulum PAUD nilai-nilai naturalis, sehingga sejak dini anak-anak sudah mendapat pengetahuan tentang lingkungan dan bagaimana melestarikan lingkungan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak mengembangkan kecerdasan naturalisnya yaitu melibatkan anak dalam pemeliharaan tanaman dan hewan di rumah. Secara alamiah anak-anak juga menyukai tanaman dan hewan. Keterlibatan anak-anak dalam pemeliharaan tanaman dan hewan akan menumbuhkan kecerdasan naturalis. Anak-anak akan belajar banyak hal mengenai makhluk hidup lain, selain manusia. Banyak orang tua terlalu khawatir dan membatasi ruang gerak dan kebebasan sampai menghilangkan kesempatan belajr untuk anak. Banyak orang tua yang hanya berpikir mengenai hal-hal yang negatif secara berlebihan. Padahal alam menyimpan demikian banyak bahan dan peluang belajar untuk anak.
Beberapa aktivitas berikut bisa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan naturalis anak antara lain :
a)             Mengajak anak menyirami tanaman di pagi dan sore hari.
b)             Sesekali membiarkan anak menikmati kontak fisik dengan alam.
Biarkan anak mengaduk-aduk tanah atau bermain dengan lumpur. Kegiatan ini selain menyenangkan, juga sangat berarti bagi terbentuknya kecerdasan naturalis. Setelah kegiatan ini selesai, barulah tugas orang tua membersihkan anak.
c)             Binatang piaraan.
Anak-anak menyukai hewan piaraan. Ada baiknya jika kondisi memungkinkan untuk memberikan anak hewan piaraan. Berilah tanggung jawab kepada anak untuk merawat dan menyayanginya. Namun orang tua tetap harus mengawasi anak dan hewan piaraan tersebut agar tidak sakit atau mati.
d)            Tumbuhan untuk dipelihara
Tidak ada salahnya juga memberi anak tumbuhan untuk ia pelihara sebagaimana hewan. Berilah anak tanggung jawab untuk memeliharanya. Dan menjadi kewajiban orang tua untuk membantu agar ia bisa menjalankan tanggung jawabnya dengan benar.
e)             Koleksi batu/kerang
Ijinkan anak untuk mengolekasi barang-barang dari alam, seperti batu, kerang, dan lain-lain.
f)              Peralatan untuk pengamatan alam (teropong, kaca pembesar)
Perkenalkan anak dengan peralatan dan teknologi yang ada hubungannya dengan alam, seperti teropong, kaca pembesar, dan lain sebagainya. Untuk itu jika memungkinkan, ajaklah anak mengunjungi tempat-tempat yang menyediakan alat-alat tersebut untuk umum, misalnya di lembang, Jawa Barat. 
g)             Akuarium
Akuarium yang berisi ikan-ikan yang cantik, selain sebagai asesoris rumah, ternyata bermanfaat juga untuk menumbuhkan kecerdasan naturalis anak. Karena itu, rawatlah akuarium dengan baik, dan ajak anak membantu merawatnya.
h)             Mainan binatang dan tumbuhan
Permainan anak memiliki aneka macam bentuk. Salah satu bentuk yang dianjurkan untuk dimiliki oleh anak adalah bentuk tanaman dan hewan. Dengan memiliki mainan berbentuk tanaman dan hewan, anak akan semakin dekat dengan alam dan akan lebih mengenalnya.
i)               Berkunjung ke kebun binatang
Anak-anak pasti sangat senang jika diajak berkunjung ke kebun binatang. Berkunjung ke kebun binatang memberikan banyak manfaat bagi anak, antara lain anak bisa mengamati dan mempelajari aneka binatang. Anak bisa mengamati jenis makanan masing-masing hewan, mengamati gerak-gerik hewan, mengamati tanaman dan lain-lain.
j)               Mengajak anak ke kebun raya atau dan daerah lainnya
Jika di kebun binatang anak bisa mengamati aneka macam hewan, maka di kebun raya anak akan bisa mengamati aneka tanaman. Kebun raya atau daerah semacamnya adalah tempat yang mengasyikkan bagi siapa saja, termasuk anak-anak. Sesekali mengajak anak berkunjung ke sana dengan membawa aneka mainan anak. Biarkan anak bermain dengan riang di kebun raya tersebut. Dengan begitu ia akan bisa merasakan keajaiban dan kenyamanan alam ciptaan Tuhan.
k)             Mengamati hewan sekitar
Cara yang paling mudah dan harus dilakukan orang tua untuk mengembangkan kecerdasan naturalis anak adalah mengenalkan anak dengan hewan yang ada di sekitar. Hewan-hewan tersebut antara lain: kucing, semut, anjing, sapi, ayam, kelinci, burung, dan lain-lain. Anak Anda akan takjub pada hewan-hewan tersebut. Ini merupakan pengetahuan dasar yang wajib berikan kepada anak.
l)               Permainan funny fish (anak usia 2-8 tahun)
Anak bisa mengenal ikan dan tumbuhan laut sehingga naturalist intelligencenya terasah. Koordinasi mata-tangan dan strategi menjatuhkan ikan secara tepat juga dilatih sehingga mengembangkan bodily kinesthetic dan logical-mathematical intelligence. Anak bisa belajar berkompetisi dan rasa percaya dirinya tumbuh jika jadi pemenang dan intrapersonal intelligencenya berkembang.

2.4         CONTOH NATURALIST INTELLIGENCE (KECERDASAN NATURALIS)
Orang-orang yang memiliki kecerdasan natural terlihat dari sensitivitas dan penghargaan mereka terhadap alam sekitar. Kecerdasan naturalis dikenali pada kebanyakan anak umur 2-4 tahun yang dengan mudahnya mengenali dan menghapal berbagai tipe dinosaurus, sementara banyak orang dewasa kesulitan melakukannya.
Anak-anak yang sangat berkembang kecerdasan naturalisnya adalah pecinta alam. Mereka lebih suka berada di alam terbuka, di padang atau di hutan, hiking atau mengumpulkan bebatuan atau bunga, daripada terkurung di sekolah atau di rumah mengerjakan tugas menulis mereka. Di sisi lain, jika tugas sekolah itu melibatkan hewan-hewan atau sistim kehidupan atau bentuk-bentuk alam lain, maka motivasi mereka kemungkinan besar akan melambung tinggi.
Gemar memelihara binatang, membenci polusi, suka belajar nama-nama burung, mengenali kicauan burung, suka berkemah, naik gunung, memanjat, peka terhadap perubahan cuaca, merupakan karakter yang sering dijumpai pada orang cerdas alam.
Karir/pekerjaan yang sering digeluti oleh para cerdas alam adalah dokter hewan, penjaga kebun binatang, ilmuwan kelautan, ahli botani, ahli ekologi, petani, peternak, dan ahli konservasi.
Kemampuan manusia mengenali, mengkategorikan dan menggambar ciri-ciri (fitur) tertentu dari lingkungan, dimungkinkan oleh adanya Kecerdasan Naturalis. Demikian juga kemampuan untuk membedakan makhluk hidup (tumbuhan, hewan) dan sensitivitas terhadap fitur lain dunia alam (awan, susunan batu). Kemampuan ini jelas merupakan nilai dari masa lalu evolusioner kita sebagai pemburu, petani dan pengumpul barang.


BAB III
PENUTUPAN
3.1         KESIMPULAN
1)             Kecerdasan naturalis adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kecakapan dalam mengenal, mengklasifikasi flora fauna dan benda-benda alam lainnya serta memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan.
2)             Ciri-ciri orang yang memiliki naturalist intelligence yaitu menikmati interaksi dengan hewan peliharaan, menyimak kicauan burung dan mencari nama-namanya, berkebun, menyelidiki alam, memelihara hewan, memelihara kelestarian lingkungan. Selain itu juga membutuhkan akses kepada alam, kesempatan berinteraksi dengan hewan, alat-alat untuk menyelidiki alam (misalnya kaca pembesar, kompas, termometer, teropong).

3.2         SARAN
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih begitu banyak kekurangan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar